MAKALAH ILMU DAN BUDAYA
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat
adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam mengenai
ketuhanan, alam manusia, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan
tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia setelah
mencapai pengetahuan. Bagian dari filsafat pengetahuan membicarakan tentang
ontologis, epistomologis, dan aksiologi. Dalam kajian aksiologi ilmu
membicarakan untuk apa dan untuk siapa. Tulisan ini membicarakan ilmu dan
kebudayaan, perkembangan ilmu dan kebudayaan.
Nilai-nilai
budaya adalah jiwa dari kebudayaan dan menjadi dasar segenap wujud kebudayaan.
Kegiatan manusia mencerminkan budaya yang dikandungnya. Pada dasarnya tata
hidup merupakan pencerminan kongkret dari nilai budaya yang bersifat abstrak.
Pada hakikatnya yaitu kegiatan manusia dapat ditangkap oleh pancaindera
sedangkan nilai budaya dan tata hidup manusia ditopang oleh perwujudan
kebudayaan yang ketiga yaitu berupa sarana kebudayaan. Sarana kebudayaan ini
pada dasarnya merupakan perwujudan yang bersifat fisik yang merupakan produk
dari kebudayaan atau alat yang memberikan kemudahan berkehidupan.
Ilmu harus
disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan nilai moral suatu masyarakat.
Keseluruhan faset dari kebudayaan tersebut di atas sangat erat hubungannya
dengan pendidikan sebab semua materi yang terkandung dalam suatu kebudayaan
diperoleh manusia secara sadar lewat proses belajar. Lewat proses pembelajaran
inilah diteruskan kebudayaan dari generasi yang satu kepada generasi
selanjutnya. Kebudayaan diteruskan dari waktu ke waktu; kebudayaan masa kini
disampaikan ke masa yang akan datang. Dengan demikian, kebudayaan secara
langsung dapat diperoleh melalui pendidikan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian ilmu dan budaya?
2.
Apa
hubungan ilmu dan budaya?
3.
Bagaimana
hubungan kebudayaan dengan pendidikan?
4.
Bagaimana
peran ilmu dalam pengembangan kebudayaan nasional?
C. Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui
apa pengertian dari ilmu dan budaya.
2.
Mengetahui
hubungan ilmu dan budaya.
3.
Mengetahui
hubungan kebudayaan dengan pendidikan.
4.
Mengetahui
hubungan ilmu dan pengembangan kebudayaan nasional.
II. PEMBAHASAN
A. Ilmu
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab (alima) dan berarti pengetahuan.
Pemakaian kata itu dalam bahasa Indonesia kita ekuivalenkan dengan istilah science. Science berasal dari bahasa Latin: scio, scire, yang juga
berarti pengetahuan (Tirtarahardja, 2008 : 57).
Menurut Susanto (2011 : 112) ilmu
adalah pengetahuan yang pasti, sistematik, metodik, ilmiah dan mencakup
kebenaran umum mengenai objek studi. Ilmu membentuk daya intelegensi yang
menghasilkan keterampilan atau skill.
Secara lengkap menurut
Gie (2004 : 130) definisi ilmu adalah
rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan metode berupa
aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang
sistematis mengenai gejala – gejala kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan
untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan
ataupun melakukan penerapan.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah suatu kegiatan penelitian terhadap suatu
gejala ataupun kondisi pada suatu bidang dengan menggunakan berbagai prosedur,
cara, alat dan metode ilmiah lainnya guna menghasilkan suatu kebenaran ilmiah
yang bersifat empiris, sistematis, objektif, analisis dan verifikatif.
B.
Kebudayaan
Kebudayaan = cultuur (bahasa Belanda) = culture
(bahasa Inggris) berasal dari perkataan Latin “Colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan
mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini
berkembanglah arti culture sebagai
“segala daya dan aktivitet manusia untuk mengolah dan mengubah alam” (Widagho,
2010: 18).
Dilihat dari sudut bahasa Indonesia,
kebudayaan berasal dari bahasa Sansekreta “bddhayah” yaitu bentuk jamak dari buddhi yang
berarti budi atau akal.
Kebudayaan didefinisikan untuk pertama
kali oleh E. B. Taylor pada tahun 1871, lebih dari seratus tahun yang lalu,
dalam bukunya Primitive Culture
dimana kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, seni, moral, hukum, adat serta kemampuan dan kebiasaan lainnya
yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat (Suriasumantri, 2009: 261).
Mengenai definisi kebudayaan, banyak
sarjana-sarjana ilmu sosial yang mencoba menerangkan, atau setidak-tidaknya
telah menyusun definisinya. Ada dua sarjana antropologi yaitu: A.L. Kroeber dan
C. Kluchohn yang pernah mengumpulkan sebanyak mungkin definisi tentang faham
kebudayaan yang termaktub dalam banyak buku yang berasal dari banyak pengarang
dan sarjana. Terbukti ada 160 macam definisi tentang kebudayaan yang kemudian
dianalisis dicari intinya dan diklasifikasi dalam berbagai golongan, dan kemudian
hasil penyelidikan itu diterbitkan dalam suatu kitab bernama : “Culture A Critical Review of Concept and
Devinitions” (Widagdho, 2010: 18).
Meskipun demikian, namun pada dasarnya
tidak ada perbedaan yang bersifat prinsip dengan definisi pertama yang
dicetuskan Taylor. Kuntjaraningrat (dalam Suriasumantri, 2009: 261) secara
lebih terperinci membagi kebudayaan menjadi unsur-unsur yang terdiri dari sistem
religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem
pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian serta sistem teknologi
dan peralatan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kebudayaan
adalah kekuatan akal manusia, tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi
kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan
masyarakat.
Berdasarkan
wujudnya kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama, yaitu:
a.
Kebudayaan
material
Kebudayaan
material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk
dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.
Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat
terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
b. Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan
nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke
generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian
tradisional.
C.
Hubungan
Ilmu dan Budaya
Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan
dan pengetahuan merupakan unsur dari kebudayaan. Ilmu dan kebudayaan berada
dalam posisi yang saling tergantung dan saling mempengaruhi. Pada satu pihak
pengembangan ilmu dalam suatu masyarakat tergantung dari kondisi kebudayaannya.
Sedangkan di pihak lain, pengembangan ilmu akan mempengaruhi jalannya
kebudayaan.
Menurut Talcot
Parsons, mereka saling mendukung satu sama lain baik dalam beberapa tipe
masyarakat ilmu dapat berkembang dengan pesat, demikian pula sebaliknya.
Masyarakat tersebut tak dapat berfungsi dengan wajar tanpa didukung
perkembangan yang sehat dari ilmu dan penerapan.
Semua
materi yang terkandung dalam suatu kebudayaan diperoleh manusia dengan sadar
lewat proses belajar, secara belajarlah yang membuat transfer kebudayaan dari
generasi yang satu kegenerasi berikutnya. Dengan demikian kebudayaan diteruskan
dari waktu kewaktu : kebudayaan yang telah lalu bereksitensi pada masa kini,
kebudayaan masa kini disampaikan ke masa yang akan datang.
Semakin
berkembangnya budaya maka semakin berkembangnya ilmu. Contohnya adalah
teknologi, majunya budaya maka teknologi berkembang, semakin berkembang
teknologi maka semakin berkembang ilmu.
D. Kebudayaan dengan Pendidikan
Allport,
Vernon dan Lindsey
mengidentifikasikan enam nilai dasar dalam kebudayaan yakni (Suriasumantri,
2009 : 263) :
a.
Nilai
teori adalah hakikat penemuan kebenaran lewat berbagai metode seperti
rasionalisme, empirisme dan metode ilmiah.
b.
Nilai
ekonomi adalah kegunaan dari berbagai benda dalam memenuhi kebutuhan
manusia.
c.
Nilai
estitika adalah berhubungan dengan keindahan dan segi segi artistik yang
menyangkut antara lain bentuk , harmoni dn wujud kesenian lainnya
yang memberi kan kenikmatan kepada manusia.
d.
Nilai
sosial adalah nilai berorientasi kepada hubungan antar manusia dan penekanan
segi segi kemanusiaan yang luhur.
e.
Nilai
politik adalah kegiatan yang berpusat kepada kekuasaan dan pengaruh baik dalam
kehidupan masyarakat maupun dunia politik
f.
Nilai
agama adalah penghayatan yang bersifat mistik dan trasedental dalam usaha
manusia untuk mengerti dan memberi arti bagi kehadirannya di muka bumi.
Dari
penggolongan diatas maka masalah pertama yang dihadapi oleh pendidikan ialah
menerapkan nilai-nilai budaya apa saja yang harus dikembangkan dalam diri
anak-anak kita.
Pendidikan
merupakan usaha sadar dan sistimatis dalam membantu untuk mengembangkan
pikiran, kepribadian dan kemampuan fisik anak didik, artinya pendidikan harus
sesuai dan relevan dengan kebudayaan dan zaman. Namun pada kenyataannya
pendidikan ternyata tidak relevan dengan zaman dan kebudayaan karena masih
banyak pola pendidikan kita yang konvensional. Tetapi untuk menentukan nilai
mana yang patut didapatkan, maka kita perlu menelaah dan meramalkan skenario
pada masyarakat kita yang akan datang.
Skenario
masyarakat Indonesia di masa yang akan datang tersebut memperhatikan indikator
dan perkembangan yang sekarang ada cenderung untuk mempunyai
karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1. Memperhatikan tujuan dan startegi
pembangunan nasional.
2. Pengembangan kebudayaan ditujukan ke
arah perwujudan peradaban yang bersifat khas berdasarkan filsafat dan pandangan
hidup bangsa Indonesia yakni Pancasila.
Menurut Pidarta (2009 : 169)
pendidikan dan kebudayaan mempunyai pengaruh timbale balik. Bila kebudayaan
berubah maka pendidikan juga bias berubah dan bila pendidikan berubah akan
dapat mengubah kebudayaan.
Disini tampak bahwa peranan
pendidikan dalam mengembangkan kebudayaan sangat besar. Sebab pendidikan adalah
tempat manusia-manusia dibina, ditumbuhkan, dan dikembangkan potensi-potensinya.
Semakin potensi seseorang dikembangkan semakin mampu ia menciptakan atau
mengembangkan kebudayaan, sebab kebudayaan dikembangkan oleh manusia.
E. Ilmu dan Pengembangan Kebudayaan Nasional
Pengkajian pengembangan kebudayaan nasional kita tidak dapat dilepaskan dari pengembangan ilmu. Pada hakikatnya tujuan ilmu untuk mempermudah aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya. hakikat ilmu dan nilai-nilai yang dikandungnya memiliki pengaruh terhadap pengembangan kebudayaan nasional. Berdasarkan hal tersebut berikut merupakan peranan ilmu yaitu:
a.
Ilmu sebagai Suatu Cara Berpikir
Ilmu merupakan suatu cara berpikir
dalam menghasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang diandalkan.
Berpikir bukan satu-satunya cara dalam mendapatkan pengetahuan, demikian juga
ilmu bukan satu-satunya produk dari kegiatan berpikir. Ilmu merupakan produk
dari proses berpikir menurut langkah-langkah tertentu yang secara umum dapat
disebut sebagai berpikir ilmiah.
Berpikir ilmiah merupakan kegiatan
berpikir yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, yang memiliki dua
kriteria utama, yaitu : pernyataan harus logis dan didukung fakta empiris. Kedua
kriteria tersebut saling mengikat, yang pertama setiap pernyataan yang
disampaikan harus logis dan diperolah dari fakta-fakta empiris, merupakan
hakikat berpikir ilmiah. Dari hakikat ini, kita dapat menyimpulakan beberapa
karakteristik ilmu :
1.
Ilmu
mempercayai rasio sebagai alat untuk mendapatkan pengetahuan yang benar
2. Akar berpikir yang logis yang
konsisten dengan pengetahuan yang ada.
3. Pengujian secara empiris sebagai
kriteria kebenaran objektif.
4. Mekanisme yang terbuka terhadap
koreksi
Dengan
demikian, maka manfaat nilai yang dapat ditarik dari karakteristik ilmu adalah
sifat rasional, logis, objektif dan terbuka, serta dilandasi oleh sifat kritis
untuk mengetahui perkembangan ilmu. Ilmu yang diperoleh dari pengetahuan dan
kriteria lainnya. Pada dasarnya ilmu merupakan bagian dari pengetahun dan
pengetahuan merupakan unsur kebudayaan.
b.
Ilmu sebagai Asas Moral
Ilmu
merupakan proses berpikir untuk mendapatkan pengetahuan yang benar, atau secara
sederhana, ilmu bertujuan untuk mendapatkan kebenaran. Kriteria kebenaran
bersifat otonom dan terbebas dari struktur kekuasaan di luar bidang keilmuan.
Kebenaran bagi ilmuwan mempunyai kegunaan yang universal bagi umat manusia
dalam meningkatkan martabat ke manusiaanya. Secara nasional kaum ilmuwan tidak
mengabdi kepada golongan, politik atau kelompok lain, secara internasional kaum
ilmuwan tidak mengabdi kepada ras, ideology, dan factor – factor pembatas
lainnya, dua karakteristik ini merupakan asas moral bagi ilmuwan yakni
meninggikan kebenaran dan pengabdian secara universal. Tentu saja dalam
kenyataannya pelaksanaan asas moral ini tidak mudah sebab sejak tahap
perkembangan ilmu pada kegiatan ilmiah dipengaruhi oleh struktur kekuasaan dari
luar.
Peranan
ganda ilmu dalam pengembangan kebudayaan nasional adalah sebagai berikut :
1. Ilmu merupakan sumber nilai yang
mendukung terselenggaranya perkembangan kebudayaan nasional.
2. Ilmu merupakan sumber nilai yang
mengisi pembentukan watak suatu bangsa.
Kedua hal
ini terpadu satu sama lain dan sukar dibedakan. Pengkajian perkembangan
kebudayaan nasioal tidak dapat dilepaskan dari perkembangan ilmu. Dewasa
ini kurun ilmu dan teknologi menjadi pengembangan utama bidang ilmu
dan secara tidak langsung kebudayaan kita tak terlepas dari pengaruhnya,
sehingga kita harus ikut memperhitungkan hal ini. Untuk itu dibicarakan peranan
ilmu sebagai sumber nilai yang ikut mendukung pengembangan kebudayaan Nasional. Ada
tujuh nilai yang terkandung dalam hakikat keilmuan yaitu:
1. Kritis
2. Rasional
3. Logis
4. Objektif
5. Terbuka
6. Menjunjung kebenaran
7. Pengabdian universal.
Ketujuh
sifat ini sangat akan sangat konsisten untuk membentuk bangsa yang modern.
Karena bangsa yang modern akan menghadapi banyak tantangan di segala bidang
kehidupan. Pengembangan kebudayaan nasional pada hakikatnya adalah perubahan
kebudayaan konvensional kearah yang lebih aspirasi.
Ilmu
bersifat mendukung budaya nasional, maka kita perlu meningkatkan peranan
keilmuan dalam kehidupan kita. Beberapa langkah yang dapat kita gunakan yang
pada pokoknya mengandung beberapa pemikiran sebagai berikut:
1.
Ilmu
merupakan bagian kebudayaan, sehingga setiap langkah dalam kegiatan peningkatan
ilmu harus memperhatikan kebudayaan kita.
2.
Ilmu
merupakan salah satu cara menemukan kebenaran.
3.
Asumsi
dasar dari setiap kegiatan dalam menemukan kebenaran adalah percaya dengan
metode yang digunakan.
4.
Kegiatan
keilmuan harus dikaitkan dengan moral.
5.
Pengembangan
keilmuan harus seiring dengan pengembangan filsafat
6. Kegiatan ilmah harus otonom dan
bebas dari kekangan struktur kekuasaan.
Keenam hal
ini merupakan langkah-langkah untuk memberi kontrol bagi masyarakat terhadap
kegiatan ilmu dan teknologi.
III. SIMPULAN
DAN SARAN
A. Simpulan
Dari
penjabaran diatas maka dapat ditarik simpulan bahwa:
1. Ilmu
adalah suatu hasil kegiatan penelitian terhadap suatu gejala ataupun kondisi
pada suatu bidang dengan menggunakan berbagai prosedur, cara, alat dan metode
ilmiah lainnya guna menghasilkan suatu kebenaran ilmiah yang bersifat empiris,
sistematis, objektif, analisis dan verifikatif.
2.
Kebudayaan adalah kekuatan akal manusia,
tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara
belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
3.
Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan
dan pengetahuan merupakan unsur dari kebudayaan. Ilmu dan kebudayaan berada
dalam posisi yang saling tergantung dan saling mempengaruhi. Semakin berkembang
budaya maka semakin berkembang ilmu.
4. Terdapat enam nilai dasar dalam
kebudayaan yang mempengaruhi pendidikan yakni : nilai teori, nilai ekonomi, nilai
estetika, nilai sosial, nilai politik, nilai agama.
5. Peranan ganda ilmu dalam
pengembangan kebudayaan nasional adalah sebagai berikut :
a.
Ilmu
merupakan sumber nilai yang mendukung terselenggaranya perkembangan kebudayaan
nasional.
b.
Ilmu
merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukan watak suatu bangsa.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari masih
terdapat banyak kekurangan karena kurangya pengetahuan yang penyusun miliki. Saran
untuk pemakalah selanjutnya agar lebih banyak lagi referensi yang dicantumkan,
memberikan banyak contoh dalam kehidupan mengenai hubungan antara ilmu dan
budaya.
DAFTAR PUSTAKA
Gie, The Liang. 2004. Pengantar Filsafat Ilmu.
Yogyakarta : Liberty.
Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu
Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Suriasumantri, Jujun S. 2009. Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Susanto. 2011.
Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Tirtarahardja, Umar & Sulo, S. L La. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Widagdho, Djoko. 2010. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.
Hasil Diskusi:
1.
Atika Zahra
Bagaimana peran ilmu
dalam mempertahankan eksistensi kebudayaan?
Jawab :
Ilmu dan budaya
saling mempengaruhi, semakin berkembang budaya maka semakin berkembang ilmu,
begitu pula sebaliknya semakin berkembangnya ilmu maka semakin majunya budaya.
Dengan ilmu manusia mampu berpikir lebih cerdas mana yang baik mana yang
buruk, mana kebudayaan yang banyak
memberi manfaat dan mana yang banyak menimbulkan kerusakan. Contohnya adalah
kebiasaan orang Jawa dalam kegiatan memberikan sesajen pada leluhur. Semakin
berilmunya masyarakat Jawa maka ritual sesajen lambat laun sudah mulai
berkurang. Melihat memberi sesajen dapat merusak akidah, yakni menyekutukan
Tuhan.
2. Siska
Ningsih
Berikan contoh dalam
kehidupan tentang hubungan antara ilmu dan kebudayaan!
Jawab:
Contohnya dalam
bidang pendidikan yakni penerapan model pembelajaran kooperatif di sekolah pada
pelajaran matematika, dengan diterapkan model pembelajaran ini dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Penjelasannya bahwa model pembelajaran
kooperatif merupakan ilmu sedangkan diterapkannya model ini di sekolah-sekolah
sehingga menjadi kebiasaan merupakan
budaya dan hasilnya adalah hasil belajar siswa yang meningkat.
3. Afni
Ridanti
Yang manakah lebih
dulu antara kebudayaan dan ilmu? Apakah ada ilmu maka ada budaya atau
sebaliknya?
Jawab:
Ada kebudayaan dulu
baru ada ilmu. Pada zaman purba budaya manusia tidak memiliki pakaian, namun
seiring jalannya waktu manusia mulai berpikir akan kebutuhan dari hidupnya,
butuh sesuatu untuk menjaga kehangatan tubuh. Maka dengan ilmunya mulailah dibuatkan pakaian
yang berbahan dasar dari kapas (benang). Maka darisini dapat ditarik kesimpulan
munculnya ilmu karna ada budaya.
4. Jawasi
Bolehkah
menghilangkan budaya??
Jawab :
Selagi budaya itu
tidak menyimpang dengan akidah dan banyak memberikan manfaat, maka sah-sah saja
masih mempertahankan budaya. Jika budaya tersebut sudah menyimpang dari aturan
atau norma-norma yang berlaku maka sebaiknya budaya tersebut ditinggalkan.
5. Fenny
Rahma
Jelaskan maksud
pernyataan berikut: kebudayaan membentuk peradaban dan peradaban bias hancur
karena ilmu!!
Jawab:
Kebudayaan merupakan
hasil cipta karsa manusia yang membentuk suatu peradaban. Sedangkan tujuan ilmu
itu sendiri hakikatnya adalah untuk mempermudah aktivitas manusia. Jika suatu
budaya sudah tidak sesuai dengan aturan atau norma-norma yang berlaku, atau
sudah tidak sesuai dengan berkembangnya kebutuhan manusia maka dengan ilmu lah
manusia merubah budaya itu.
6. Nur
Elisyah
Berikan contoh
hubungan ilmu dan budaya dalam pendidikan!
Jawab:
Budaya merupakan apa
saja yang diciptakan manusia, baik itu benda, adat istiadat, teknologi, dan
lain-lain. Dalam dunia pendidikan, segala yang dibuat manusia seperti
aturan-aturan kepala sekolah, aturan-aturan tentang pendidikan yang harus
dipatuhi ini juga merupakan budaya.
Jackpot City casino site - LuckyClub
BalasHapusJackpot City Casino offers a huge range of welcome bonuses to entice you to sign up and join today and you can play a massive variety of games and have 카지노사이트luckclub amazing slots!
Casino Site ᐈ New players only, 100% up to $1500
BalasHapusCasino luckyclub site ➤ Bonus codes, Free spins and 100% deposit bonus ✓ Slots & Live Dealer Games ✚ More about Casino Site in the official blog Rating: 2 · Review by LuckyClub.live
Borgata Hotel Casino & Spa - MapYRO
BalasHapusBorgata Hotel Casino & Spa locations, rates, 진주 출장샵 amenities: 충청북도 출장샵 expert 광주광역 출장마사지 Atlantic City research, only at Hotel and Travel Index. Browse real photos 영주 출장샵 and read 2048 과천 출장마사지 reviews.